Terbit di Koran Jakarta edisi Rabu 11 Januari 2012
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/80570
Peresensi adalah M Bagus Irawan, tinggal di Semarang
Judul : Ekonomi Kerakyatan dan Nasionalisme Ekonomi
Penulis : Bernhard Limbong
Penerbit : Margaretha Pustaka, Jakarta
Tahun : 1, 2011
Harga : Rp65.000
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/80570
Fakta
mengatakan Indonesia itu kaya sumber daya alam dan manusia. Tapi,
mengapa kebanyakan rakyat Indonesia miskin dan menderita? Padahal,
Pancasila dan UUD 1945 mengamanatkan wujud negara kesejahteraan rakyat.
Perintah itu dengan jelas tertuang dalam sila kelima Pancasila, yaitu
tujuan NKRI dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945 dan diturunkan dalam
Pasal 33 Ayat (1), (2), dan (3) UUD 1945.
Kesemuanya
menjelaskan penghapusan penjajahan (ekonomi) dan membangun Indonesia
yang berdaulat serta menyejahterakan seluruh rakyat berdasarkan ekonomi
kerakyatan melalui koperasi, perusahaan milik negara, dan usaha
swasta. Kenyataannya, Indonesia kini dikuasai ekonomi konglomerasi yang
digerakkan kapitalisme global dan neoliberalisme. Dari sana, negeri
ini dengan sadar membuka utang luar negeri, perusahaan-perusahaan
transnasional, investasi asing, dan impor.
Akibatnya,
ekonomi rakyat jeblok, koperasi mandek, usaha-usaha mikro, kecil, dan
menengah kewalahan menghadapi serbuan produk-produk impor. Bahkan, BUMN
dan BUMD tak mampu berdiri tegak karena didera problem KKN. Buku
berjudul Ekonomi Kerakyatan dan Nasionalisme Ekonomi ini menelanjangi
kerapuhan ekonomi Indonesia yang jauh dari nilai kesejahteraan rakyat
untuk kemudian menjadi refleksi tanpa henti.
Penulis
menganalisis bahwa sebab utama kemandekan ekonomi rakyat adalah ulah
para banditbandit demokrasi ekonomi. Mereka mengisap kekayaan alam
Nusantara untuk kepentingan kelompoknya. Dengan hati dingin, mereka
menjerumuskan rakyat kecil ke dalam lubang kemiskinan. Agenda ini terus
terjadi, disusun rapi dan terstruktur di tengah jeritan rakyat.
Tentunya
rakyat tak bisa menyalahkan pemerintah karena, bagaimanapun, kebijakan
yang diambil pemerintah adalah untuk kepentingan rakyat. Namun, di
tengah jalan, kebijakan itu justru dibopengi bandit-bandit tak
manusiawi. Menjadi tugas bangsa Indonesia untuk memberangus
bandit-bandit tersebut. Berita terkini menempatkan posisi Indonesia
sebagai lahan layak untuk berinvestasi (investment grade).
Peringkat
ini dinilai banyak kalangan sebagai posisi keuntungan dan
membanggakan. Padahal, bila dicermati, dengan meluasnya keran investasi
asing di negeri ini, semakin memupuskan harapan rakyat dapat merangkul
kembali aset mereka. Yang dibutuhkan rakyat bukan peringkat (rating)
ekonomi tinggi dan catatan statistik perekonomian yang bagus, namun
lapangan kerja agar dapat membeli sandang-pangan serta jaminan
pendidikan dan kesehatan yang layak.
Bangsa perlu bersatu dan mengembangkan ekonomi negeri sendiri. Sudah saatnya ekonomi Indonesia dikendalikan rakyatnya.
Peresensi adalah M Bagus Irawan, tinggal di Semarang
Judul : Ekonomi Kerakyatan dan Nasionalisme Ekonomi
Penulis : Bernhard Limbong
Penerbit : Margaretha Pustaka, Jakarta
Tahun : 1, 2011
Harga : Rp65.000
pak buku ini masih ada gak??
ReplyDeletesaya mau pesan...