Resensi ini menjadi pemenang 1 Lomba Review Nonfiksi Buku Penerbit Diva Press Yogyakarta JULI 2012
Penulis : Zen Abdurrahman
Penerbit : Sabil (Diva Press), Yogyakarta
Cetakan : 1, Juli 2011
Tebal : 181 halaman
Harga : Rp 23.000,-
Kali awal melihat cover buku ini, cukup mencengangkan, ada gambar tepi jurang diatasnya ada sebuah Al-Qur'an dan wadahnya, disertai durasi aneka warna yang mencolok. Pertanyaannya, apakah arti dan hubungan antara kiamat dengan gambar itu? Saya kira antara gambar dengan judul itu kurang relevan, terpelanting ke dalam sebuah semiotika tafsir yang peyoratif. Pendesainan sampul buku kentara semu, tak mewakili judul buku. Penempatan gambar dengan tulisan, saya kira monoton, seamsal desain buku setema terbitan Diva Press lainnya. Barangkali sense of art-nya perlu digali, diasah, dan dipercantik lagi. Patut dipertegas lagi, daya pikat dan jual sebuah buku dalam dunia pasar, salah satunya ditentukan oleh kecantikan, kecapakan, keselarasan sampul dengan isi. Di sinilah, salah satu titik lemah yang cukup vital dari keutuhan buku ini. Ketika sampul sudah distigma calon pembaca, apakah buku itu akan terjual?
Selanjutnya, ihwal judul buku. Setelah selesai membolak-balik buku sampai tuntas, saya menaruh catatan pada kesesuaian antara judul dengan isi. Buku ini berjudul rancu, karena menggunakan kata 'retas' yang artinya memutus, menghentikan, membedah akan kesimpangsiuran tanda kiamat. Kesimpangsiuran apalagi yang hendak diretas? padahal jelas bila kepercayaan terhadap tanda kiamat sudah termaktub dalam nash Al-Qur'an dan Al-Hadist dan diyakini sedari dini selama kita menempuh pendidikan Islam. Pertanyaannya, judul ini apakah dari penulis atau penerbit? Adakah judul ini hanya identik sebagai pemanis pasar semata? Bila benar, strategi pemasarannya, saya kira kurang tajam dan menarik pembeli. Lagi-lagi muncul kelemahan pada titik yang sama, tentang kesesuaian dan keselarasan.
Dalam sistem penulisan, Zen membagi buku kedalam tujuh bagian, setiap bagian dielaborasi dengan kaidah tanya jawab, sehingga mampu menyegarkan pemahaman pembaca. Menjadi [sesuatu] keunggulan, karena buku ini ditulis dengan bahasa populer dan mudah dipahami setiap kalangan. Catatannya, masih terdapat sekian kesalahan ketik dan penggunaan kosa kata yang tak sesuai EYD, masih ada kerancuan tulis yang akan membingungkan pembaca. Perlu prosesediting lagi untuk memerbaiki kesalahan elementer ini. Sedangkan tata letak isi buku ini secara menyeluruh, tidak ada masalah. Desain yang dipakai cukup rapi sehingga pembaca akan mudah menyelesaikan bacaannya tanpa ada hambatan.
Kemudian, saya akan sedikit mengulas substansi buku ini. Pada gagasan awal, penulis mematok booming-nya kabar ramalan suku Maya tentang kiamat pada 21-12 2012. Secara tersirat, kehadiran buku ini secara langsung ataupun tidak, akan dilatarbelakangi oleh gelombang massif berita seputar ramalan itu. Sehingga pondasi awal yang tersaji hanya spekulatif saja. Ini terbukti dengan susunan buku yang sebagian besar hanya berupa nukilan dari pelbagai kitab klasik dan kontemporer, Zen hanya berkomentar sedikit terkait dengan kabar ter-up date yang berkembang seputar kiamat itu.
Terkait isi buku, yang paling menarik adalah gagasan secara imaji, kiamat adalah tanda tanya. Dan akan hadir sewaktu-waktu tanpa kita tahu waktu pastinya. Lebih lanjut, letak hakikat kerahasiaan kiamat termaktub dalam firman Allah yang berbunyi “Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang, aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas sesuai apa yang ia usahakan. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa”(QS. Thaahaa [20]: 15-16). Dari ayat itu, bisa diambil hikmah bila manusia hanya dianjurkan untuk senantiasa berhati-hati menyambut kedatangan hari kiamat dengan selalu meningkatkan kualitas ketakwaan dan spiritualitas pada Sang Pencipta. Wacana kiamat tak lebih dari sebuah titik hitam dan kertas putih. Bagian dari Sunnatullah, tatkala lembar kehidupan dicipta Tuhan, pasti akan ada waktu untuk menutupnya. Hingga membuka hari pembalasan bagi laku manusia saat mereka hidup di dunia.
Terakhir terkait hasil pembacaan saya terhadap tujuan dan ikhtiar penulisan buku ini. Ikhtiar Zen memosisikan buku ini bagi mereka yang memiliki pemahaman kurang, juga demi meruwat kembali ingatan kita ihwal tanda-tanda kiamat yang harus dicermati dan diambil hikmah. Buku ini diperuntukkan bagi siapapun, terbukti dari pemakaian bahasa popular santun yang dipatok Zen dari larik awal hingga akhir. Buku ini bukanlah karya baru, melainkan hasil resume dan analisa dari pelbagai sumber kitab-kitab klasik dan baru. Bakti keilmuan Zen di sini hanya sebatas menyunting kembali naskah tentang kiamat kedalam sebuah suguhan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat.
Saya cukupkan review buku “Retas Simpang-siurnya Tanda-tanda Kiamat”; semoga bermanfaat.
Muhammad Bagus Irawan, mahasiswa IAIN Walisongo Semarang
No comments:
Post a Comment
Silahkan Berpendapat