Labels

Tuesday 9 October 2012

Mengajarkan Anak Cerdas Finansial


Resensi terbit di Bisnis Indonesia edisi 7 Oktober 2012

Judul Buku : Financial Parenting
Penulis   : Kak Seto dan Lutfi Trizki
Penerbit : Nourabooks, Jakarta
Tebal  : 184 halaman
Harga  : Rp 34.000,-
ISBN  : 978-602-9498-81-3

Di tengah arus kompleksitas perubahan zaman dan gemuruh publikasi korupsi negeri ini, orang tua dituntut lebih cerdas mendidik anaknya. Tentunya kita tidak sudi melihat anak tumbuh sebagai koruptor yang menyengsarakan liyan. Dari situ, selain membesarkan anak yang sehat secara fisik dan emosional, orang tua juga wajib  mendidik anak secara benar. Karena, mendidik anak bukan berarti mengabulkan setiap keinginannya. Tetapi, bagaimana orang tua mampu memberi teladan dan mengenalkan anak segala akhlak terpuji, terutama pengajaran kecerdasan finansial.

Maraknya lalu lintas rayuan iklan di segala media bisa mendikte anak menjadi pribadi yang konsumtif dan hedonis. Namun, orang tua tak perlu khawatir, ketika anak sejak dini sudah diajarkan dan ihwal kecerdasan finansial. Karena hasilnya, anak akan menjadi pribadi yang tangguh dan cermat dalam mengelola uang. Di sinilah, peran orang tua sangat vital, mengingat “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, sehingga teladan orang tua menjadi pelajaran pertama bagi anak.

Buku karya Seto Mulyadi (Kak Seto) dan Lutfi Trizki ini merumuskan pola pendidikan finansial bagi anak secara cerdas dan terpadu, lengkap dengan analisa ilmu psikologi dan manajemen. Sistem ini terbukti efektif menciptakan perubahan perilaku anak-anak agar tak terlena dengan uang. Karena, mengajarkan anak tentang uang secara benar dapat membentuknya menjadi pribadi yang jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki jiwa kewirausahaan.

Dalam buku ini, orangtua diajak turut andil mengoreksi sikap dan cara pandang anak akan uang. Ada beberapa kiat yang dielaborasikan untuk mengajarkan kecerdasan keuangan anak sejak dini. Mulai dari cara mengenalkan uang, menabung, berhemat, dan mengajarkan bertanggung jawab dengan uang saku, serta beberapa metode efektif dan sederhana untuk mengajari anak soal pengelolaan keuangan. Wajar saja, bila Shahnaz Haque dan Dewi Yogo Pratomo sebagai pakar pendidikan, merekomendasikan buku ini sebagai panduan pertama keluarga Indonesia untuk melatih buah hati dalam bertanggung jawab dan mampu mengelola uang.

Ada beberapa bab yang disajikan dalam buku setebal 184 halaman  ini, terutama bagaimana mengajari anak menetapkan tujuan. Seringkali anak masih kacau dalam menetapkan tujuan, indikasinya adalah pertimbangan, pandangan kedepan, dan jangka waktu panjang. Harapannya anak akan menjadi dewasa dengan mengurungkan keinginan sesaat, demi kepentingan masa depan yang lebih baik. Buku ini memberi panduan akan konsep spesifik (specific), terukur (measurable), dapat dicapai (atainable), realistis (realistic) dan jangka waktu (time bound). Karena perpaduan konsep itu akan meninggikan mentalitas dan spirit anak dalam mengelola uang demi hasilnya bagi masa depan (halaman 42-45).

Selain itu, Seto dan Lutfi memberi gambaran metode 10/10/10/70 (Pay yours first). Arti angka tersebut menggambarkan besaran persentase pembagian dari total uang saku yang diperoleh anak. Semisal, 10 persen untuk beramal (pay your soul first), 10 persen menabung (pay your safe first), 10 persen investasi (pay your self first), dan 70 persen untuk pengeluaran kebutuhan mendasar. Lewat pelaksanaan konsep ini akan mendorong penguatan akhlak anak menyadari bahwa uang bukanlah alat tukar untuk membeli barang semata. Lebih dari itu, uang bisa dimanfaatkan sebagai relasi penguatan penentram jiwa dan nilai spiritual ketika disedekahkan secara ikhlas.

Bagi saya, buku ini mampu menerabas kegelisahan orang tua demi pengajaran arti uang secara benar pada anak. Buku ini ditulis secara renyah dan komprehensif, patut dijadikan bacaan bagi seluruh orang tua untuk masa depan anak yang lebih baik.

Muhammad Bagus Irawan, pustakawan Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang.




No comments:

Post a Comment

Silahkan Berpendapat