Dibalik Misteri Sejarah
Judul : Menguak Misteri Sejarah
Penulis : Asvi Warman Adam
Penerbit : Penerbit Buku Kompas, Jakarta
Tahun : 1, Oktober 2010
Tebal : xii + 292 halaman
Sejarah adalah tautan yang mendecap berlakunya kejadian dalam tataran waktu. Benar, apabila kita melihat pada realita yang terjadi dibalik peristiwa sejarah. Namun menjadi tanda Tanya, bila kita berada dalam dimensi waktu yang tak sama. Lantas bagaimana mengungkap kebenaran suatu sejarah? Apakah sumber sejarah selamanya menjadi patokan ataukah menjadi musabab tercemarnya peristiwa sejarah? Lagi-lagi hanya menjadi sebuah misteri dan petuah belaka.
Meskipun sejarah dalam perkembangannya menjadi ilmu pengetahuan favorit. Namun, itu tak terlepas dari nilai kebenaran yang diragukan. Mengambil perangkat Descartes “co gito ergo sum” maka dapat ditarik bila sejarah itu adalah sebuah argumentasi yang tercipta dan tersusun sedemikian rupa oleh akal. Meski, tak selamanya akal akan menerima akal pula dalam pemahaman itu. Hingga, muncul pikiran peraguan terhadap segala yang berbau sejarah.
Semisal apa yang disajikan para ahli sejarah dengan data kualitatif dan observasi lapangannya, tentu kita juga mesti memberi hormat dengan hipotesa yang terpetik. Dan itu juga menimbulkan fenomena dan paradigma baru yang bersifat obyektif. Bahwasanya tidak ada yang bisa memastikan kebenaran suatu nilai sejarah, kecuali Tuhan. Buku berjudul Menguak Misteri Sejarah karya sejahrawan senior Asvi Warman ini adalah retasan seklumit rentetan sejarah yang melatarbelakangi tumbuh kembang negeri ini, dilihat dari perspektif yang lebih jeli dan berbeda.
Di sini penulis menyajikan pandangan liar dan kritisnya menyikapi dan memaparkan peristiwa fakta sejarah yang berbeda dari buku-buku sejarah Indonesia yang kita jumpai selama ini. Namun, lewat pengakuannya, ia semata-mata sedang menguak sejarah lebih berbobot. Terlepas dari rezim pengendali literatur sejarah dan tafsir resmi rezim yang dulu sangat berkuasa yakni, gaung Orde Baru.
Membaca itu, maka wajar bila ada pertanyaan ”apakah benar sejarah dapat menyisakan misteri? Apakah karena dimanipulasi penguasa ataukah memang datanya yang belum lengkap? Penulis buku ini menguak secara obyektif misteri-misteri sejarah yang selama ini belum terungkap bahkan belum tersentuh dalam khazanah keilmuan sejarah Indonesia. Buku ini menyajikan persoalan dan tema baru dalam setiap rajutan antologi tulisan yang disajikan. Diantaranya, dimanakah letak makam Tan Malaka? Benarkah Tan Malaka tidak menikah selama hidup? Dan mengapa jejak Tan Malaka amatlah sulit dilacak, hingga mendapat julukan “jago menghilang” dan menjadi pahlawan yang paling misterius?
Kemudian, apakah benar R.A. Kartini adalah pelopor dan perintis kebangkitan nasional lebih awal dari Budi Utomo? Menyimak tahun kelahiran R.A. Kartini adalah tahun 1879, itu memang berarti jauh sebelum Budi Utomo didirikan, yaitu tahun 1908. Selama ini sejarah kita mencatat bahwa Budi Utomo yang didirikan oleh Tjipto, Wahidin Sudiro Husodo dan Sutomo, itu merupakan organisasi Indonesia pertama, juga kelahirannya diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Lantas, apa arti peran R.A. Kartini dengan tulisan menggugahnya “habis gelap terbitlah terang”? Semua perspektif-perspektif segar semisal itulah yang menyesaki lembaran buku ini. Dirasa tidak berkilah, penulis memang mampu memadu sumber dan data faktual yang teruji secara nasional.
Mengundang Asumsi
Selanjutnya, dalam penilaian sejarah memang secara kuasi nalar, pikiran akan terbentur dalam literatur subyek person. Namun, tentunya bila didukung dengan argumentasi dan artikulasi yang beda, akan menjadikannya menjadi lebih varian dan relevan sebagai landasan. Semisal, apa yang disajikan Asvi memandang tragedy G30S PKI, dimana dia menyoal keabsahan PKI sebagai dalang aksi pembunuhan keji para panglima itu. Padahal dalam kecamuk politik saat itu mendukung PKI tetap eksis. Namun, lagi-lagi bicara sejarah sangat kental dengan patronase sang kuasa saat itu. Begitu juga dengan perbincangan kasus Susno yang memang tak usang lambat laun memberedel kejahatan korupsi Negeri.
Bagi saya buku ini laik menjadi pelengkap pustaka kaijan sejarah negeri. Namun, disini saya menilai penulis juga harus mendapat pertanyaan, dengan kelabu posisinya memandang yang bisa juga bukan obyektif. Wajar, dan akan menjadi persoalan baru bila di kemudian hari muncul penulis dengan dialektika baru menyorot sejarah yang terus berjalan setiap detiknya. Singkat kata, sejarah adalah perihal misteri dan bagaimana kita menyikapi.
Muhammad Bagus Irawan, penikmat kajian sejarah, mahasiswa IAIN Walisongo Semarang.
CP: 085865414241
No comments:
Post a Comment
Silahkan Berpendapat