Oleh MUHAMMAD BAGUS IRAWAN
Hidup itu
biasa. Yang luar biasa adalah memanfaatkan hidup untuk kebaikan banyak orang.
Itulah pesan kehidupan yang bisa kita ambil dari agama apapun, juga pendidikan
etika dan filsafat manapun. Dalam tradisi Jawa, ada pepatah “Urip Iku Urup”,
hidup itu nyala. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar
kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi
sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi
orang yang meresahkan masyarakat.
Di sini, saya
sedikit berkisah tentang pengalaman dan manfaat yang kuraih sebagai nasabah Bank Mandiri. Berawal dari Jepara tahun 2000, saat itu aku masih berumur 9
tahun, ibu mengajakku menemaninya membuka rekening Bank. Sebelumnya bapak, seorang tukang kayu, mendapat
pesanan barang mebel dari bos di Jakarta, uangnya hendak ditransfer lewat Bank
Mandiri. Tak ayal, sesampainya di kota kami memasuki gedung besar yang bertuliskan
‘Mandiri’. Di depan pintu, kami disambut satpam yang ramah dan murah senyum. Ia
menawarkan bantuan, dan mengantar kami kepada Customer Service. Sama
halnya dengan pak satpam, mbak pegawainya pun murah senyum dan ramah. Tahapan regristasi
sudah selesai, ibu sudah menabung seratus ribu rupiah. Akhirnya kami pulang. Kesan
awal yang kuambil saat itu adalah, pelayanan pegawai Bank Mandiri begitu santun
dan ramah. Secara langsung membuat calon atau nasabah merasa nyaman memasuki
gedung kantor Bank Mandiri.
Kemudian hari aku
memaklumi, wajar bila Bank Mandiri meraih begitu banyak penghargaan seamsal The
Most Consistent Bank in Service Excellence-3rd times (2010-2012) dan The Best
Overall Performance-5th times (2008-2012) dari Marketing Research Indonesia (MRI).
Selain juga meraih penghargaan dari Forbes :The Global 2000 - The world's
Biggest Public Companies (ranked 488) dan sepanjang 2012 sederet penghargaan lainnya
sebanyak 59 buah. Ini karena konsistensi Bank Mandiri menerapkan pelayanan dan
jasa yang terbaik bagi nasabah.
Saat aku lulus
Madrasah Aliyah (setingkat SMA), aku pun tak ragu memilih membuka buku tabungan
Bank Mandiri ketimbang Bank lainnya. Dengan kata lain, keluarga kami sudah memercayai
kinerja Bank Mandiri yang profesional, terdepan, terbaik dan memberi banyak
keuntungan dan keamanan. Alhamdulilah, 12 tahun bersama Bank Mandiri, usaha
mebel bapak bisa survive, meski ditengah gerusan persaingan mebel dari
Cina dan Malaysia, berkat doa dan ikhtiar memiliki usaha mandiri dan
menyejahterakan pegawai. Saya yakin, Bank Mandiri bisa sesukses sekarang karena
penghargaannya terhadap kesejahteraan ribuan pegawainya. Karena kerja keras dan
loyalitas pegawainya itulah, mampu membangun Bank Mandiri menghadapi seluruh
aral rintang sesulit apapun.
Gagal Kunci Sukses
Kini aku
menjadi seorang mahasiswa tingkat akhir di Semarang. Sebetulnya aku tidak punya
usaha, aku mencari penghasilan lewat karya tulis yang kukirim di media Koran nasional
dan lokal. Bila tulisan dimuat honorpun mengalir ke Mandiri Tabungan-ku yang sudah
3,5 tahun menemaniku. Biasanya tiap minggu aku ambil uang di ATM Mandiri guna
membeli keperluanku seminggu kedepan. Aku lahir dan besar dari keluarga yang
sederhana, aku anak pertama dan memiliki 3 adik yang masih sekolah, aku tak
tega memberatkan orang tua dengan biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hariku
dalam perantauan. Tekad itulah yang membuatku mencari beasiswa dan berusaha
sekuat tenaga untuk membiayai kebutuhanku selama di Semarang. Sampai detik ini
aku merasa cukup bisa mandiri.
Selama bermitra
dengan Bank Mandiri aku selalu update program CSR yang ditawarkan, sudah
3 kali aku apply beasiswa Bank Mandiri, nasibku belum manjur. Begitupun saat
aku ikut Mandiri Young Technopreneur tahun 2011, dan mendaftar Mandiri Bersama
Mandiri (MBM) Challenge 2012, aku masih gagal. Tapi aku yakin bila kegagalan
adalah kesuksesan yang tertunda. Maka dari itu, aku juga andil dalam blog contest Bank Mandiri ini. Terima kasih Bank Mandiri, selama ini membuat aku selalu
bersemangat mengikuti program-program menarik dan visioner, yang sekaligus
mengasah kemampuanku dalam berwirausaha dan menulis.
Suatu hari, bapak
menelponku, katanya beliau butuh uang cepat untuk membayar hutang, jika tidak
maka motor hilang. Saat itu aku usai bayar uang semester, aku tak punya uang
sama sekali. Seketika aku ingat dengan ‘Mandiri KTA’, yakni fasilitas
pinjaman tanpa agunan yang diberikan kepada perorangan. Aku pun mengajukan
regristasi, meski aku bukan pegawai, aku mengaku sebagai wiraswasta
berpenghasilan 2 juta per bulan, memang saat itu aku menjadi volunteer
di sebuah rumah pintar dan media digital, aku pun menyaratkan alamat kedua
kantor itu. Alhamdulilah, 2 hari setelahnya pinjaman cair, uang 5 juta segera
kutransfer ke rekening Mandiri bapak.
Rencananya, setelah
lulus, aku ingin membuka usaha mebel di Semarang. Untuk ruko aku akan cicil
dari Mandiri KPR. Mandiri KPR merupakan kredit kepemilikan rumah dari
Bank Mandiri yang diberikan kepada perorangan untuk keperluan pembelian rumah
tinggal/apartemen/ruko/rukan. Untuk itu, honor yang kuterima sejak pertama
mengirim tulisan 2,5 tahun lalu, meski sedikit selalu kusisihkan dan ditabung
di Mandiri Tabungan. Mengikuti pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama
menjadi bukit, semoga apa yang menjadi impianku terwujud. Untuk itu, dalam
waktu dekat ini aku hendak membuka ‘Mandiri Tabungan Rencana’, yakni tabungan
dengan setoran wajib bulanan, untuk kali awal aku akan membuka dalam jangka waktu 5 tahun.
Kehidupan memang
tak mudah karena akan selalu ada cobaan Tuhan dalam setiap langkah menjalaninya.
Susah-senang, sedih-bahagia, stres-kecewa, dan lainnya, menjadi ekspresi yang akan kita lalui, meskipun
dalam kehidupan dunia Tuhan menggambarkannya sebagai permainan belaka. Dalam pepatah Jawa, juga dinyatakan Urip mung Mampir ngombe, terjemahan dari hadist Nabi yang menyatakan bila hidup itu di dunia itu sebentar yang abadi adalah akhirat. Namun,
hakikat kehidupan harus tetap kita jaga, mewujudkan keseimbangan antara jasmani
dan rohani, kebutuhan dunia dan akhirat, yin dan yang, terlebih bagaimana kita menjadi seorang sukses yang memberi
kemanfaatan bagi orang lain.
Jikalau aku menjadi
pengusaha mebel sukses, aku memiliki impian membuka Mandiri Kartu Kredit.
Itu adalah fitur yang memermudah nasabah untuk bertransaksi, jadi tak perlu repot
mengambil uang cash, tinggal menggunakan kartu Mandiri. Kemudahan yang
ditawarkan Bank Mandiri memang sangat membantu nasabah. Dan aku ingin sukses
bersama Bank Mandiri. Secara prinsip, aku mengikuti visi-misi Bank Mandiri, ketika
sukses, sejahterakan pegawai, dan penuhi hak-hak yang membutuhkan (CSR). Karena didalam
setiap rizki yang diberikan Tuhan, itu bukan semata hak perseorangan, melainkan
hak bersama. Bagi saya, Bank Mandiri bukanlah sekadar bank biasa, ia telah mewarnai hidupku dengan segala fasilitasnya. Untuk lebih jelasnya terkait Bank Mandiri dapat dilihat lewat video berikut http://youtu.be/y5UicfHy3g0
APAPUN KEINGINAN ANDA, BANK MANDIRI SAJA. Sekian, Terima kasih.