Labels

Tuesday 10 June 2014

Thursday 5 June 2014

Artikulasi Ratu Adil

Resensi ini dimuat di Harian Nasional 30 April 2014


Curahan Hati Tiga Muslimah

Resensi ini dimuat di Tribun Jogja



Overpopulasi dalam Naskah Fiksi

Resensi ini dimuat di Tribun Jogja edisi 4 Mei 2014


Menelisik Tekad Rantau

Resensi ini dimuat di Harian Nasional edisi 23 Maret 2014


Berbisnis dari Rumah

Resensi dimuat di Majalah Luar Biasa edisi Februari 2014


Rihlah Sosial ke Asia Selatan

Resensi ini dimuat di Harian Nasional 9 Maret 2014


Memetik Matahari

Resensi ini dimuat di Majalah Luar Biasa edisi Maret 2014

Keteladanan Sejati sang Pangon

Tulisan ini dimuat di Koran Jakarta edisi 31 Mei 2014

Judul  : Sang Pangon, Justinus Kardinal Darmojuwono
Penulis  : Rusmanto, Pr

Penerbit  : Kanisius, Yogyakarta

Tahun  : 2014

Tebal  : 196 halaman

ISBN  : 978-979-21-3661-6


Di Indonesia, tokoh ini tak begitu dikenal. Namun, siapa sangka bakti luhur dan budi pekertinya disegani dunia. Dialah Justinus Kardinal Darmojuwono. Dia adalah kardinal pertama Indonesia. Tak seperti laiknya tokoh protagonis yang populis, hanya ada satu buku memoir yang mengulas kehidupannya, karya J Hadiwikarta, 27 tahun silam.

Kini, lewat buku karya Rusmanto ini, umat Kristiani Indonesia diajak kembali menengok sekaligus mengambil hikmah perjuangan dan lika-liku kehidupan Sang Pangon. Kehadiran buku ini menjadi penting untuk meruwat narasi historis Keuskupan Katolik di Indonesia (halaman 2).

Imin, atau Djamin nama panggilannya, dilahirkan pada 2 November 1914 di kampung Klewonan Godean, Yogyakarta. Anak sulung pasangan Surodikiro dan Ngatinah ini sejak anak-anak sudah punya visi laku prihatin. Kehidupan keluarganya sederhana, membentuk Imin dan adik-adiknya terbiasa kerja keras.

Belajar dari Pesan-pesan Asketisme Yesus

Tulisan ini dimuat di Koran Jakarta edisi 15 Mei 2014

Judul Buku     : Kezuhudan Isa Al-Masahi dalam Literatur Sufi Suni Klasik
Penulis             : Hasyim Muhammad
Penerbit           : Rasail
Terbit               : Februari 2014
Tebal               : xx+364 halaman
ISBN               : 978-979-1332-71-2   



Sebagian bangsa ini terperosok dalam krisis akhlak dan spiritualitas. Krisis melanda pelajar, pengangguran, pedagang, pengusaha, hingga pejabat. Lihat saja, media saban hari menyiarkan kasus narkoba, tawuran, seks bebas, perkosaan, prostitusi, pembunuhan, perampokan, jual-beli hukum, biaya politik tinggi, dan korupsi.


Hiruk-pikuk kejahatan itu menyisakan keprihatinan lantaran terkikisnya keimanan pada Tuhan dan solidaritas antarsesama. Negeri ini kehilangan kultur dan spirit hidup yang adil, makmur, harmonis, dinamis, dan gemah ripah loh jinawi. Sebaliknya, bangsa masuk dalam kehidupan pragmatis berbasis uang. Hidup sekadar mencari uang sebanyak-banyaknya sehingga menempatkan yang kaya sebagai penguasa, si miskin budak tertindas.

Sepatutnya, rakyat menata ulang cara pandang terhadap kehidupan dunia yang hanya tempat singgah sementara sehingga harus dimanfaatkan untuk berbuat kebaikan. Pandangan hidup seamsal ini sering disebut asketisisme atau zuhud. Ini paham kesederhanaan, kejujuran, dan kerelaan berkorban.